Berbagi Video dan Buku Inspiratif Serta Tips

Hallo :)

Beberapa saran video motivasi maupun tips belajar dari aku. Gak perlu basa-basi lagi, check it out!

Enjoy.

1. #Knowhow - cara belajar - MaMen Ririn


 

 
2. #KnowHow : tips masuk kedokteran - MaMen Gina


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

愛 と 日向

Ia berdiri di depan sebuah gapura besar dengan lonceng-lonceng kecil yang digantung di paku yang ditancapkan di kayu besar tersebut. Ia mendongakkan kepalanya menatap langit hitam bertabur bintang bertebar di langit luas bagai tanah lapang. Ia menutup matanya sejenak, membiarkan angin sejuk menyapu wajahnya, menyingkirkan helai rambut yang menutupi dahinya. Ia membiarkan kenangan lamanya menguar memenuhi hatinya, seperti kaset rusak yang tak berhenti memutar--kenangan itu terus berkelebat dalam otaknya. Ia meringis. Nyatanya, tak sedikitpun kenangan tentang dirinya, tentang dia, dan tentang tempat ini berkurang sedikitpun.

Ia meradang. Ia rindu. Rindu dirinya yang dulu. Rindu dia. Rindu melalui malam di tempat ini.

Ia mendesah. Ia tak punya kekuatan untuk mengelak dari rasa hampa dalam hatinya karena dia, ia berusaha tegar dalam menghadapi kenyataan yang masih terikat masa lalunya. Yang hanya bisa ia lakukan adalah, menghadapinya.

Getanya berirama kala ia menjejakkan kakinya di tanah kering, berbaur bersama orang-orang yang menikmati ramainya festifal Tanabata.

Sejujurnya ia iri. Iri pada mereka-mereka yang masih bisa tertawa, bermain, bersenang-senang melalui malam, sementara dirinya tak sedikitpun ada perasaan senang menyelimuti hatinya yang beku. Ia sadar, kenangannya bersama dia satu tahun lalu belum pudar.

"Hai!", seseorang, pemuda dengan perawakan tinggi, putih, rambut hitam cepak menghampiri seorang gadis yang berdiri di samping gapura besar dengan lonceng-lonceng yang tergantung di paku.

Sang gadis merengut tatkala sang pemuda menghampirinya dengan cengiran tak berdosa. Ia mulai menyuarakan protesnya kepada si pemuda, "lama sekali! Aku capek berdiri pake ini.", tangannya ia lipat, membalikkan tubuhnya membelakangi si pemuda, ngambek.

 Si pemuda cepak menjadi salah tingkah. "Hei, hei, maaf Ai, pekerjaan sambilanku baru selesai. Kau tahu 'kan akhir-akhir ini ramai pembeli."

Ai, nama gadis manis yang membelakangi sang pemuda membalikkan tubuhnya lagi menghadap pemuda yang lebih tinggi darinya itu. Mendongakkan kepalanya untuk menatap langsung bola mata hitam Hinata. "Belikan aku kembang gula baru aku mau memaafkanmu!", tuntutnya.

Hinata tersenyum geli. Tangan besarnya mengacak rambut Ai yang rapih terkonde. "Dasar jelek, bilang saja minta dibelikan gulali.", Hinata beranjak pergi meninggalkan Ai yang sibuk menata kembali rambutnya yang berantakan dengan wajah yang tertekuk.

"Sini.", tangan Hinata terulur untuk membantu Ai yang kesulitan berjalan karena kimononya.

Ai menyambut uluran tangan Hinata. Hatinya merasa hangat. Hinata seperti sosok kakak baginya, tapi seringkali sikap Hinata padanya membuatnya berpikir ulang, ia menyukai Hinata sebagai sosok seorang kakak ataukah...?

Ai berjalan mendahului Hinata ketika melihat sebuah stand yang menarik perhatiannya. Matanya tampak berbinar seraya menunjuk-nunjuk sebuah kolam berisi ikan koi beraneka warna. "Ayo kita tanding ini!", tantangnya penuh semangat. Hinata tersenyum simpul. Ia mengangguk kecil.

"Lihat saja, aku akan mengalahkanmu!", ujar Ai seraya menggulung lengan kimononya.

Hinata tersenyum mengejek pada Ai. Tangannya terulur untuk mengambil sebuah jaring yang terbuat dari kertas yang diulurkan padanya. "Aku tidak semudah itu dikalahkan, tahu."

"Pokoknya kalau aku dapat ikan koi lebih banyak, kamu harus bayarin semua makanan yang aku minta di sini."

"Iya bawel, ayo cepetan mulai. Gak sabar buat ngalahin kamu."

Ai cemberut. "Ayo. 1, 2, 3... mulai!"

.
.
.

bersambung...

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments